Detail
Seperti kalau shalat di mushola mall yang harus bergantian, shalat di Masjid Al Kautsar pun demikian. Terletak di Kp. Lembang, Desa Tanjung Karya, Kec. Samarang, Garut, Al Kautsar berukuran 4×4 m2. Ia hanya bisa menampung 15 jamaah, padahal penduduk kampung di atas 70 orang.
Masjid didirikan 40 tahun lalu, saat penghuni kampung masih bisa dihitung jari. Tapi kini, pertumbuhan penduduk melesat, sehingga Al Kautsar tak sanggup menampung jamaah. Shalat berjamaah dilakukan bergantian, sehingga lama-lama penduduk pun memilih shalat di rumah masing-masing.
“Selain sempit, kuda-kuda atapnya juga harus sudah diganti. Saat angin kencang, khawatir roboh saat sedang digunakan aktifitas ibadah. Masjid ini sudah tua sekali,” tutur Bapak Ricky, tokoh masyarakat setempat.
Masjid bahkan pernah roboh bertaun-tahun lalu, tapi Alhamdulillah swadaya warga bisa memperbaiki seadanya. Hari ini, masjid kembali rusak, dan utamanya perlu perluasan.
Warga hanya bermata pencaharian buruh tani dan serabutan. Penghasilan berkisar Rp 250 ribu – Rp 400 ribu per bulan, sehingga kesulitan mengumpulkan uang untuk perluasan masjid.
Harapan jamaah, Al Kautsar bisa diperluas sehingga bisa menampung semua jamaah pria di kampung itu, dan bisa rutin shalat Jumat, tarawih, dan shalat fardhu di sana.
Yuk, bantu wujudkan, klik ‘lanjut donasi’ ya…
Nama | Jumlah | Tanggal |
---|---|---|
Hamba Allah | Rp2.000 | August 22, 2020 |
N | Rp1.000 | August 20, 2020 |
Hamba Allah | Rp200.000 | August 14, 2020 |
Hamba Allah | Rp10.000 | August 12, 2020 |
Hamba Allah | Rp5.000 | August 11, 2020 |